Banyak gereja mengajarkan bahwa bahasa yang digunakan di Kisah Para Rasul 2 (selanjutnya kami singkat KPR2) adalah bahasa yang sama dengan di 1 Korintus 14 (selanjutnya kami singkat 1Kor14.) Mungkin mereka kurang teliti mempelajari firman Tuhan, atau mungkin … barangkali saja, mereka berpikir agar mudah untuk menjelaskan kesalahan karismatik. Mungkin tujuannya memang baik, tapi Tuhan sangat mementingkan cara yang benar.
Kita bisa membeberkan banyak kesalahan karismatikisme dari banyak sudut tanpa harus mengkompromi kebenaran Firman Tuhan.
Apa yang benar dan sesuai Alkitab satu-satunya Firman Tuhan, itu yang diajarkan.
Jika kita jujur dan teliti mengamati dua pasal ini, kita bisa melihat cukup banyak perbedaan didalamnya.
Berikut beberapa ringkasan penting:
- Di KPR2, semua orang mengerti karena semua mendengar para Rasul berbicara dalam ‘bahasa kita masing-masing.’ Jadi jika ada orang dari Indonesia hadir disitu, maka dia akan mendengar para Rasul bicara dalam bahasa Indonesia yang dia mengerti dengan baik. Dan para Rasul pun tentunya mengerti dengan jelas apa yang mereka bicarakan.
- Di 1Kor14, tidak seorangpun mengerti! Baik pembicara maupun pendengar tidak mengerti dan harus ada penerjemah yang mengartikan supaya orang mengerti.
- Karena di KPR2 jemaat, bahkan semua orang dibangun. Bahkan menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan jiwa.
- Sebaliknya di 1Kor14, yang dibangun hanyalah dirinya sendiri. Dan karena semuanya berbicara dalam pertemuan jemaat, maka kacau balau lah jemaat itu. Bahkan orang yang melihatnya akan mengatakan mereka gila. Karena itulah Tuhan memakai rasul Paulus untuk menegor jemaat Korintus.
Hal ini cukup banyak terjadi dalam banyak gereja karismatik di seluruh dunia saat ini.
Berikut tabel beberapa perbedaannya.

Untuk penjelasan lengkap mengapa karunia bahasa sudah lenyap sesuai dengan 1 Korintus 13, silakan baca disini:
Kedatangan Yang Sempurna Mengakhiri Karunia-Karunia Pewahyuan: Eksegesis 1 Korintus 13:8-13