Menjadi Gereja Sempurna

Tidak ada gereja yang sempurna.
— kata orang

Bahkan, saat saya bertobat dan mencari ‘gereja sempurna’ saya diberitau:

.. kalau ada gereja sempurna dan kamu masuk situ, maka gereja itu menjadi tidak sempurna lagi
— kata orang

Permasalahannya adalah pada definisi ‘sempurna’ yang ada dipikiran orang itu tidak sesuai dengan kesempurnaan yang Tuhan inginkan.

Kalau saja saya menuruti petunjuk ‘tidak ada gereja sempurna’ maka tentu saya masih di gereja katolik yang cacat total.
Salah satu sebab teknik ini banyak dan sering digunakan adalah untuk menahan orang untuk mencari dan untuk menjadi sempurna.

Efesus 5:
24. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
25. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
27. supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Dalam surat Paulus kepada jemaat Efesus, Tuhan mengajarkan paralel hubungan suami istri meniru pola hubungan Kristus dengan jemaatNya. Bagaimana suami harus mengasihi istri seperti Kristus mengasihi dan memberikan nyawaNya bagi jemaat dan bagaimana istri harus tunduk seperti jemaat (seharusnya) tunduk kepada Kristus.

Disini juga Tuhan memberikan petunjuk bagaimana menjadi jemaat yang sempurna, cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, kudus dan tidak bercela.

Pertama, jelas bahwa jemaat seharusnya tunduk kepada Kristus, yaitu dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan, memberitakan InjilNya.

Yohanes 14:12. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;

15. “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

21. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
22. Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?”
23. Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
24. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Jadi, jangan ngaku-ngaku tunduk atau taat atau mengasihi Tuhan jikalau takut memberitakan InjilNya atau takut ditolak atau takut tidak ada yang menerima.

Penting dicatat dan diingat kembali supaya jangan salah perhitungan. Jangan pernah menghitung berapa orang yang sudah bertobat dari pemberitaan jemaat! Hitunglah berapa orang yang sudah mendengar Injil yang benar dari jemaat!

Pekerjaan utama Tuhan adalah memberitakan Injil. Itulah pekerjaan yang harus dilakukan jemaat. Memberitakan, berarti bisa ada yang percaya dan ada yang tidak percaya. Seperti juga menjala, bisa dapat ikan dan bisa juga tidak mendapat. Seperti menabur benih, bisa tumbuh dan bisa juga tidak tumbuh.

Apakah karna takut tidak mendapat ikan lalu nelayan mogok kerja dan tidak mau menjala? Takut panen gagal lalu petani tidak mau menabur? Takut ditolak lalu tidak mau memberitakan Injil?

Mark 4:27. lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
28. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.

Jadi, bukan urusan jemaat untuk mengetahui apakah benih itu bertunas atau gagal panen, itu pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan jemaat hanyalah menaburkan benih saja. Bunkan urusan jemaat apakah jala yang ditebarkan akan mendapatkan ikan atau tidak. Pekerjaan jemaat hanyalah menabur saja.

Jangan berusaha mengambil alih pekerjaan Roh Kudus.

Kedua yang sama pentingnya terus diingat dan dicatat adalah Yesus sajalah yang menguduskan dan menyucikan dengan firmanNya. Orang dunia berusaha menguduskan dan menyucikan diri dengan amal ibadahnya, tetapi orang yang DIbenarkan hanya berharap kepada Tuhan Yesus saja yang sanggup menyucikan dan menguduskan jemaatNya.

Dan ujung-ujungnya ini pun kembali kepada ketundukan dan ketaatan. Orang yang MAU DIkuduskan dan DIsucikan dengan firman Kristus, bukan sekadar mendengar saja, tetapi menjadi pelaku firmanNya.

2 Tim 2:21. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

1 Pet 1:22. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

Ketiga, kata kuncinya adalah “MENJADI”. Kata “menjadi” mengimplikasikan suatu proses untuk menjadi sempurna.

Mat 5:48 Oleh karena itu, hendaklah kamu MENJADI sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga adalah sempurna.
— Kitab Suci Indonesia Literal Translation

Semua ini pun ujung-ujungnya kembali kepada ketaatan melaksanakan firmanNya, terutama pemberitaan InjilNya yang berkuasa menyelamatkan dunia dari hukuman kekal api neraka.

Tinggalkan komentar